Sabtu, 11 Oktober 2014

JUST I'M SORRY [ONE SHOOT]

Penulis : Mueza's
Judul : Just I'm sorry
Genre : Yaoi, Romance, Sad
Note : ff just I'm sorry awalnya 2chapt tapi saya jadikan oneshoot dan sedikit diubah. kalo gak nyambung maklum ya baru pemula bikin ff ;)

CATS : Oh Sehun, Xi Luhan, Son Naeun, Kim Shinyeong, Chindy Yuvhia (yupi) 



Aku mencintaimu 
..... Siapapun dirimu ..... 


"OYY CANTIKNYAAA LUHAN ASTAGA" ucap Naeun sang penata artistik terkagum akan kecantikan Luhan melebihi dirinya 
"Diem lu ah" Ya --Xi Luhan-- satu satunya Namja tercantik disekolah HTM dan itu hanya dimiliki oleh kelas Broadcasting dia sangat menarik perhatian para namja disekolah 
"Yeong! Luhan cantik kan ya? Iya kan? Iya tuh!" --Naeun-- gadis cantik namun pesek yang agak konyol dan juga kadang kadang bersifat dingin kepada semua adik kelas dia juga mempunyai pukulan yang dahsyat 
"Heem"--Shinyeong-- manusia yang paling jarang membuka mulutnya kecuali hal yang memang benar benar penting untuk dibicarakan setelah itu ia akan menutup mulutnya kembali 
"Ah ngomong sama lo kaya ngomong sama tembok" 
"Idung lo kaya tembok sek" --Oh Sehun-- Namja terkenal disekolah namun ia bersikap ramah kepada siapapun kecuali OSIS ia sangat benci kepada semua anggota OSIS dia mempunyai pikiran dan mood yang tidak bisa ditebak 
"Kurang ajar" 

Oke, mereka sedang berada di lab broadcasting (bc) tepatnya dilantai 2 yaitu ruang make up 

Sehun berdiri hendak keluar tapi terhenti ketika shinyeong membuka suaranya 

"Hati hati diserbu ade kelas" kini shinyeong membuka mulutnya yang selama ini diam seribu bahasa 

"Ah. Makanya lo temenin gua" shinyeong mengangguk dan ditariknya tangan shinyeong oleh sehun dan mengajaknya keluar dari lab 

Semua adik kelas yang berada dilapangan ternganga melihat Oh Sehun namja terkenal itu memegang tangan seorang gadis selain Eunji. Eunji adalah kekasih Oh Sehun, sama seperti sehun eunji juga sangat terkenal karna kecantikannya yang mampu memikat ratusan pria disekolah. 

Setelah sampai lokasi take yaitu dikelasnya sehun langsung duduk di bangku panjang yang ada di depan kelas tempat take itu 

"Mau kemana?" 

Shinyeong hanya menunjukkan mimik wajah yang sedang menahan kebelet (?) Lalu meninggalkan sehun 

Sampai ditoilet shinyeong langsung masuk disalah satu pintu toilet yang ada didekat lab. Setelah lega ia membuka pintu dan terkejut melihat eunji berada didepannya bersama teman temannya. Eunji menarik kerah kemeja sekolah shinyeong dan menghempaskan tubuh kecil shinyeong ditembok. Eunji memaki dan membentak shinyeong seenaknya. Luhan yang berada disebelah kamar mandi wanita terkejut melihat shinyeong diperlakukan seperti itu oleh pacar sahabatnya sendiri. Luhan tak berani membela shinyeong karna dirinya saat ini berdandan layaknya wanita tulen. Luhan segera berlari menuju lokasi shoot dan menepuk pundak Naeun 
"Eun!" 
"Eh lo lama amat kencing doang. Buruan masuk udah mau take!" 
Tak sempat Luhan bicara tentang keadaan Shinyeong dia langsung didorong masuk kekelas oleh Naeun. Mau tak mau dia harus masuk dan mulai take. Selesai take Sehun menanyakan shinyeong pada Naeun 
"Sek, monyong kemanain?" 
"Loh iya ya, daritadi ga keliatan hun" 
Sehun beranjak keluar tetapi Luhan menarik kemejanya hingga Sehun berenti dan berbalik badan menatap Luhan 
"Shinyeong!" 
"Ini lagi mau gua cari" Sehun berbalik lagi dan melangkahkan kakinya kedepan 
"Shinyeong!" Luhan menarik kembali kemeja sehun 
"Diem ah" Sehun tetap melangkahkan kakinya 
"Sehun!!!" Luhan menghalang langkah Sehun 
"Apaan sih" 
"Shinyeong" 
"Iya ini gua mau nyusul dia" 
"Dia! Eunji" 
"Apa" 
"Dia dilabrak Eunji" 
"Apa kata lo?" 
"Tadi gua ditoilet ketemu shinyeong yang lagi dimaki maki sama eunji dan temen temennya" 
"Masa?" 
"Demi Tuhan" 
"Anjir" Sehun langsung mendorong Luhan dan berjalan cepat sambil mengepalkan kedua tangannya penuh emosi. Luhan mengikutinya tapi langkahnya terhenti saat Naeun memanggilnya 
"Luhan! Mau kemana?" Tanpa menjawab pertanyaan Naeun, Luhan segera menarik tangan Naeun dan terus mengikuti sehun 

Sampai dikantin Sehun melihat kekasihnya --Eunji-- dan teman temannya sedang tertawa 

"Eh gimana tuh temennya pacar lo haha kasian" 
"Biar sampe malem digudang hahaha" eunji tertawa iblis dan membuat Sehun membencinya 

Sehun langsung pergi kegudang mencari shinyeong 
"Monyong!!!" Sehun berteriak keras dari luar gudang yang terkunci. Sehun hanya mendengar suara isakan wanita yang diyakini itu shinyeong 
"Menjauh dari pintu" tanpa pikir panjang Sehun mendobrak dan tidak memperdulikan rasa sakit dilengannya. Sehun menemukan Shinyeong duduk dilantai dengan tangan dan kaki terikat. Mata Sehun penuh dengan rasa bersalah melihat sahabatnya sendiri seperti ini gara gara dirinya 
"Yeongie" lirih Sehun melihat luka di bibir indah Shinyeong yang paling ia sukai. Sehun melepaskan ikatan yang ada ditubuh Shinyeong dan memeluknya erat. Naeun dan Luhan hanya mematung atas perbuatan eunji yang keterlaluan 
"Yeongie. Maafin gua. Gua ga bisa jaga lo" Shinyeong masi terisak dan terdengar nafas yang sangat sesak. Sehun melepaskan pelukannya dan menatap Shinyeong dengan penuh iba "yeongie" sehun menghapus airmata dipipi shinyeong dan mengusap bibirnya yang terluka perlahan "aahh" 
"Sakit?" Shinyeong hanya mengangguk. Luhan yang melihat kejadian itu hanya membatin "sehun, ga nyangka dia punya hati kaya gitu" 

"Naeun, luhan. Jagain shinyeong dulu, gua ada urusan" 
"Baru gua muji dia eh taunya..." Batin luhan 

Sehun pergi kekantin segera menghampiri meja Eunji dan dengan terkejutnya Eunji melihat Sehun ada disampingnya 
"E-eh.. Ka-kamu ada disini" 
"Kita putus" dengan wajah datar Sehun mengatakan putus dengan mudahnya 
"Loh! Kenapa??" Eunji dan seluruh orang orang dikantin terkejut akan ucapan sehun yang begitu frontal 
"Pikir sendiri" sehun langsung pergi meninggalkan Eunji yang ternganga tak percaya 

--Sehun-- iya dia orang yang tidak ingin orang orang disekitarnya tersakiti terutama sahabatnya 

Sehun kembali kegudang dan menggendong tubuh shinyeong sampai kelas. Sehun merebahkan tubuh shinyeong disebuah kursi panjang yang terletak didepan kelasnya. Betapa berantakannya shinyeong saat ini 
"Eh kasi yeong minum dulu" 
"Mana?" 
"Ambil sendiri lah" 
"Ambilin" 
"Ish" Luhan langsung mengambilkan minum untuk shinyeong dan memberikannya pada Sehun 
"Udah sono ganti pakean lu udah kaya waria yang mau disewa om om" 
"Anjrit lu" Luhan segera pergi dari tempat itu dengan rasa kesal 

SKIP »» 

Bel pulang sekolahpun berbunyi 
"Yeong lu gua anterin pulang aja ya" ucap Luhan lembut menatap shinyeong 
"Apaan lu kaga kaga! Gua aja yang nganterin dia" 
"Heh lu anterin naeun lagian kan searah sama arah rumah lu" 
"Elu juga kan! Gua sama shinyeong ah" 
"Engga! Gua yang nganter shinyeong!" 
"Macem laki apa lu bisa ngelindungin dia hah? Jalan aja masi meletot kanan kiri" 
"Anjer lu. Gua pokoknya nganterin shinyeong!" 
"Gua kaga mau tau shinyeong harus balik sama gua!!" 
"Dan kaga ada yang mau balik sama gua?" Serobot Naeun dengan wajah malas membuat Sehun dan Luhan melirik kearahnya 
"Luhan tuh mau!" 
"Eh sehun noh" 
"Eh apa apaan lu!" 
"Yaodah gua balik sendiri aje" ucap Naeun beranjak dari kursinya dan keluar 
"Ah elu! Jaga baik baik monyong lu! Kalo ada apa apa gua tebas lu!" 
"Bawel lu" 

Sehun berlalu menghampiri Naeun dan pulang bersama. Ditengah perjalanan kerumah Naeun tiba tiba ada segerombolan orang yang menaiki motor track menghadang dan mengelilingi motor Sehun dan Naeun. Sehun membuka kaca helmnya dan Naeun hanya memeluk pinggang sehun dengan erat. Tak lama segerombolan itu pergi berpencar meninggalkan sehun dan Naeun, Sehun langsung mengantarkan Naeun sampai rumahnya agar selamat. 
"Eh makasih ya! Lu mau mampir ga?" 
"Engga, gua langsung balik aja" 
"Hati hati yah. Aktifin hape lu" 
"Iya tenang aja" 

Ditengah perjalanan gerombolan itu menghadang Sehun lagi. 
"Ada masalah apa?" Ucap sehun jantan tanpa rasa takut 
Tanpa panjang lebar salah seorang dari segerombolan itu turun dan menarik badan sehun hingga terjatuh dan kemudian orang itu memukuli Sehun hingga babak belur, ketika sehun membuka matanya ia melihat orang yang tak asing dia Kakak perempuan Eunji 
"Rasakan itu! Balasan karena sudah mempermalukan adikku didepan teman temannya dan banyak orang!" 
Sehun tak menjawab dan kemudian kakak eunji bersama segerombolan orang itu pergi meninggalkan sehun yang terkapar tak berdaya 


Aku ...... 
Tak sadar apa yang aku rasakan 


"TIIIIINNNNN" 
"WANJER SEHUNNN!" Teriak Luhan sampai terdengar oleh rumah rumah yang agak jauh dari tempatnya 
"Lu kenapa hah?" 
"Ngghh" Sehun mencoba berdiri dibantu oleh Luhan 
"Lu kenapa heh!" 
"Eunji" 
"Hah? Wah kan bener apa kata gua! Dia psikopat! Sakit jiwa!" 
"Jangan ngomong gitu lu" jawab sehun sambil menaiki jok motor bagian belakang Luhan 
"Terus lu mau ngapain naek kemotor gua?" 
"Anterin gua kerumah pinter" 
"Motor lo?" 
"Biar nanti adek gua aja yang ambil" 

Setelah sampai rumah sehun, Luhan membantu Sehun berjalan memasuki rumahnya 

"Lah? Elu kenapa kak?" Tanya Yupi (adik sehun) sambil mendekat kearah Sehun dan Luhan 
"Tadi ada masalah sedikit" 
"Makin jelek aja dah lu kak" 
"Kampret. Sekarang lu ambil motor gua dideket taman gih" perintah sehun seenaknya sambil melemparkan kunci motor kearah Yupi. Tanpa menanya lagi Yupi langsung menuruti perintah kakaknya dan pergi keluar 

"Eh! Gua ambil aer anget sama anduk dulu yah!" 
"Emang lo tau tempatnya?" 
"Gua cari tau" luhan langsung meninggalkan Sehun sendiri diruang tamu 
"Bagaikan rumah sendiri ck!" Celetuk sehun pelan 

.... 

"Nah! Gua nemu kan haha" ucap luhan riang sambil membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil 
"Lama bener" jawab sehun datar 
"Haha maaf! Sini gua obatin" Luhan tersenyum lebar yang tak pernah dilihat Sehun sebelumnya lalu Luhan duduk disamping Sehun. Luhan meletakkan baskom itu dan memeras handuk yang sudah direndam dan mengusapnya dibagian wajah sehun yang memar 
"AHH! Gimana sih lu!" Bentak sehun dan menjauh dari Luhan 
"Eh maap kekencengan ya? Biasanya gua ngelap motor begitu" 
"Sarap lu muka gua disamain sama motor lu! Mending gua kekamar nonton video" sehun mengambil handphonenya dan meninggalkan Luhan 
"Eh tapi ck!" Decak Luhan lalu mengikuti sehun kekamarnya 
"Kunci!" Perintah sehun yang melihat Luhan membuka pintu kamarnya dan masuk kedalam. Luhan pun mengunci pintu kamar dan menghampiri sehun yang sedang berbaring diranjang 
"Katanya mau nonton video" ucap luhan dengan wajah polosnya sambil duduk ditepian ranjang king size itu 
"Nih lagi nonton" 
"Mauuu liaaaatttt" 
"Gagagaga!" Sehun berguling menjauh dari Luhan. Ia tau sahabatnya yang satu ini masih sangat polos walaupun lumayan galak dan menyebalkan 
"Eih liat! Video barbie eoh? Atau teletubbies? Atau anime tsundere?! Aaahhhhh mauuuuuu" ucap luhan sembari membaringkan tubuh mungilnya disebelah Sehun dan menghadap sehun dengan pout. 
"Ebuset ini.............dia.........cantik" batin sehun sambil menelan air liurnya kasar melihat wajah Luhan. Kenapa.......luhan menjadi seperti ini? Apa.... Ini sifat...... Aslinya??? 
"Diem" Sehun membalik badannya membelakangi Luhan 

*LUHAN POV 

Aku merogoh ponselku dan bermain game favoriteku. Tak lama terdengar suara hujan yang deras 
"Hun!" Panggilku keras pada Sehun yang sedang sibuk dengan videonya dan memakai earphone. Aku mendekati punggung sehun dan mendapati sehun sedang menonton video 'anu' 
"WOOOOHHHHH" heboh ku menjitak kepala sehun 
"Hetdah!" Sehun langsung membekap mulutku dan posisiku sekarang berada didada sehun 
"Diem... dieeemmm!!!!" 
"Yhoiijioalartbfifhduyhpm" 
"Hah?" 
"Rqeyeuugdnkioh" 
Sehun melepas bekapannya dan menatapku 
"Hujan hun! Terus gua pulangnya gimana?" 
"Nginep aja ribet" ya Hujan itu memang sangat deras hingga terlihat berkabut tak mungkin untuk menerobos apalagi menggunakan motor 

*LUHAN POV END 

"Ah tapi gua mau makan katsu dirumah" Luhan kembali pout 
"Demi Tuhan....... luhan........... Sangat cantik!" Benak sehun melihat tingkah luhan yang sekarang ada didekatnya. Sangat dekat 
"Hunn" ucap luhan terdengar manja sambil menatap sehun melas dan memegang dada sehun lalu mengusapnya 
"Buset dah" sehun langsung menutup wajahnya dengan bantal 
"Sehun! Gua lapeeeerrrr!" Ucap Luhan sambil mengusap perut sehun dengan lembut 
"Anjrit gua tegang!!" Benak sehun lalu menggigit bantal yang sedang menutupi wajahnya 

Sebenarnya Luhan tau detak jantung sehun berdetak sangat cepat dan celananya mulai menaik. Tapi karena Luhan anak yang lumayan polos jadi tidak akan memperdulikan hal itu tapi Luhan berniat untuk mengerjainya. 

"Oke ayo kita makan" ucap sehun sambil membuka bantal lalu duduk 
"Makan apa?" Luhan telentang dan menatap sehun 
"Apa ya gua juga bingung" 
Luhan kembali pout kali ini dia sambil memejamkan matanya. Sehun memandangnya dengan menekan sesuatu didalam celananya 
"Hah!" Sehun berdiri dan keluar kamar meninggalkan Luhan. Namun Luhan segera mengejar Sehun dan memegang lengannya 
"Hun mau apa?" 
"Masak" 
"Masak apa?" 
"Nasi goreng? Hm" 
"Yaudah bikin yang enak buat gua!" 
Sehun langsung berjalan menuju dapur diikuti oleh Luhan 
"Lu ngapain?" 
"Liatin lu masak. Jarang ada cowo masak hoho" 
"Yasalam" sehun mengambil sosis dan telor dari kulkas 
"Waaahhh sosis!!" 
"Berisik lu! Mending mandi sono ah" 
"Gua ga..." 
"Pake baju gua dilemari. Mandi dikamar mandi kamar gua aja" 
"Heuuuhhh" Luhan meninggalkan sehun dan bergegas mandi 

........... 

*SEHUN POV 

"Semoga enak!" Setelah ku sajikan nasi goreng buatanku diatas meja belajar yang berada dikamarku. Aku sengaja tidak menyicipnya terlebih dahulu. Aku baru pertama kalinya memasak sendiri, biarkan Luhan orang pertama yang memakan masakanku. Bila tidak enak ataupun beracun dan menyebabkan Luhan mati seketika aku tak peduli. Haha 

------- 

Tak lama aku segera beranjak kekamar Yupi 

"Eh gua numpang mandi ya" 
"Loh kamar mandi lu ngapa kak? Lu lupa naro kunci kamar mandi lagi?" 
"Kaga. Tuh orang mandinya lama bener kaya putri keraton" 
"EH?? LU BAWA PEREMPUAN ITU KEKAMAR??" 
"Ebuseh dah kaga sarap! Dia laki! LAKI!" 
"Kok cantik kak?" 
"Mungkin Tuhan salah ngasih kelamin kedia" 

Setelah mandi dikamar Yupi aku langsung masuk kamar dengan keadaan telanjang dada karena handuk Yupi lumayan kecil. Kutemukan Luhan yang sedang makan dengan lahap dan mengenakan baju kesayanganku. Eh? Baju kesayangan? 

"Woi lu ngapa pake baju yang itu?" 
"Baju ini ada gambar rusanya" 
"Itu dari eunji" 
"Oh si psikopat itu" 
"Heung" 
Luhan menoleh kearahku yang sedang memilih baju dilemari 
"Lu ternyata suka warna pink yah" 
"Ini anduk ade gua" 
"Oh gitu. Hun! Ini enak tapi..... HUEEEEEHHHH SEHUUUNNNN!!!!!" 
Tanpa sadar handuk yang ku pakai terlepas saat menghadap kearah Luhan. Okesip dia melihat kemaluanku. 
"Sorry anduknya nakal" 
Dengan santai aku memakai kembali handuk berwarna pink itu dan membawa bajuku kedalam kamar mandi. Aku ganti baju didalam kamar mandi karna sekarang ada Luhan dikamar 


Aku............ 
Menyembunyikan sesuatu darimu 
Aku tak ingin kau mengetahuinya 
Dan berubah padaku 
Atau bahkan pergi dariku 


Setelah selesai ganti baju aku keluar dan mendapati Luhan baru selesai makan 

"Hun, aus" 
"Ambil minum sono" 
"Temenin" 
"Ogah" 
"Ahhhh" 
"Ck! Yaudah ayo" 


*SEHUN POV END 
............ 

Pagi hari 

"Sehun! Ayo banguuunn" 
Luhan mendekati punggung sehun dan membalikkan badan sehun 
"Eh?" Luhan melihat wajah sehun yang pucat. Luhan menempelkan punggung tangannya ke kening sehun 
"Hun lu demam?" 
"Iya, gua kayanya ga kesekolah. Lo mandi sana pake seragem sama buku buku gua aja kesekolah" 
Luhan memandangnya lalu beranjak kekamar mandi. Setelah siap kesekolah, Luhan melihat keadaan sehun yang sedang tidur 
"Hun? Lu baik kan? Gua pamit ya" 
Tidak ada jawaban Luhan hendak beranjak keluar tetapi merasakan ada yang memegang pergelangan tangannya erat 
"Eh?" Ternyata Sehun yang menarik pergelangan tangannya itu 
"Bisa lo jangan sekolah dulu? Temenin gua" 
"Ehmm.. Yaudah lu mandi aer anget dulu" luhan meletakkan tas dan duduk disamping sehun 
"Thanks" 
"Eh, gua kompres dulu yah" luhan berdiri tapi sehun kembali menarik pergelangan tangannya 
"Eh?" 
"Jangan tinggalin gua" 




DEG 





Kata kata itu.... 





*flashback 

*LUHAN POV 

"Bisa kamu ga sekolah dulu hari ini nak? Ayah ingin menghabiskan waktu hari ini bersamamu" 
"Ayah, aku ga bisa, ada ujian jepang hari ini" --ya ujian yang paling ditunggu tunggu Luhan dari pelajaran favoritenya-- 
"Sehari saja nak" 
"Aku ga bisa ayah. Aku pamit ya" hendak berjalan tapi ayah memegang pergelangan tanganku dengan erat 
"Jangan tinggalin ayah" 
"Ayah, tenang. Ada tante yang ngerawat ayah, aku janji aku akan pulang lebih awal. Aku pergi dulu ya ayah" aku melepaskan tangan ayah daripergelangan tanganku dan melangkah keluar. Aku sadar ayah telah mengeluarkan airmatanya 






........... 

Ditengah tengah waktu ujian berlangsung 


"Drrrttttt..... Drrtttt........" Handphone yang bergetar di saku kemejaku sangat mengganggu. Aku mencoba melirik nya, panggilan dari rumah. Ada apa? 

"Luhan! Apa yang kamu lihat?" 

"Ahh tidak, aku akan mengerjakannya sensei" 


... 


Setelah mengerjakan soal itu aku segera keluar kelas dan melihat handphone, 36panggilan tak terjawab. Ada apa? Tidak biasanya. Aku menelfon balik nomor rumah sampai 3 kali tapi tidak ada jawaban. Aku coba satu kali lagi dan berhasil menyambung 

"Halo? Tante" aku mengerutkan keningku terdengar suara tangis dan isakan ramai 
"Tan..." Suaraku makin melemah 
"Luhan! Cepet pulaangg! Ayah meninggal" 


DEG 




Jantungku terasa berhenti dan rasanya lemas sekali hingga telfon yang aku genggam terjatuh kelantai 






TES.... TES..... 



Dua tetes kristal bening terjatuh darimataku membasahi tanganku yang bertumpu dilutut 


Aku... Sangat bodoh 



Aku... Sangat egois 


Aku... Sangat menyesal 


Mengapa aku harus mementingkan ujian itu dibanding ayahku sendiri? 


Mengapa aku tak mau mengerti perasaannya? 


Mengapa aku bisa menolak permintaanya demi sesuatu yang aku tunggu? 

"Mengapa?" Airmataku begitu deras mengalir. Aku tau, ini tidak ada gunanya lagi. Aku telah mengecewakan ayahku dan menyakiti perasaannya 

"Aku bodoh ya" kata itu keluar dengan perasaan yang begitu hancur dengan penyesalan. Aku berlari menuju gerbang sekolah dan tanpa henti aku terus berlari menuju rumah dengan airmata yang setia menemaniku disetiap langkah. Dan kata kata yang terbisik mencabik memaki hatiku lewat hembusan angin. Aku memegangi dadaku yang terasa sangat sesak. Sakit..... Apa ini yang ayah rasakan tadi? 



Setelah sampai rumah dan melihat jasad ayahku kaki ku begitu lemas dan aku jatuh terduduk dihadapan jasad ayah. Bahkan ayah tersenyum saat aku datang. Masi bisakah ayah tersenyum setulus itu untukku? Maafkan aku ayah... Maafkan aku...... Maafkan segala keegoisanku... 

*flashback end 

*NORMAL POV 

Sehun mencoba bangun dan melihat keadaan Luhan yang mematung. Ternyata Luhan menangis dengan deras tanpa mengeluarkan suara. Sehun begitu terkejut melihat sahabat nya yang terlihat galak ini menangis 

"Luhan? Hey luhan! Lu kenapa!" Sehun menggoyang-goyangkan badan Luhan. Namun Luhan masi menatap kosong. Airmata luhan semakin deras hingga kemeja seragam yang digunakan Luhan sangat basah dibagian depan. Luhan memegang dadanya dan meremasnya. Sehun semakin bingung melihat keadaan Luhan sekarang 

"Luhan?" Suara sehun begitu lembut dan sehun menangkup wajah mungil luhan dengan kedua tangannya 

"Luhan hey" sehun mendekatkan wajahnya pada wajah Luhan. Dilihatnya jelas mata indah luhan yang memerah dan mengalirkan terus airmatanya. Sehun dapat melihat kerapuhan yang begitu dalam dimata luhan. Tak lama Luhan memeluk sehun dengan erat. Dengan reflek sehun terkejut namun membalas pelukan luhan dengan erat 

"Ayah. Maafkan aku" 

Mata sehun terpejam. Ternyata luhan masih mengenang ayahnya yang sebulan lalu meninggal. Lebih tepatnya meninggalkan luhan sendiri karena ibunya telah meninggal saat melahirkannya. Sehun tau semua latar belakang Luhan karena ibu sehun dengan ibu luhan bersahabat sejak SMA. Ibu sehun ingin mengadopsi Luhan sebagai kakak sehun, karena Luhan lebih tua satu tahun dari sehun tapi belum sempat. Luhan pernah putus sekolah karena keadaan ekonomi, maka dari itu sekarang dia sekelas dengan Sehun. Luhan memang tak seberuntung Sehun yang mempunyai orang tua kaya raya yang setiap bulannya keluar negeri. 

.... 

Sehun merebahkan tubuh luhan diatas ranjang. Ditatapnya Luhan yang terbaring lemas dengan mata terpejam. Sehun yakin ia tertidur. Tanpa terasa airmatanya menetes segera dihapus dengan kasar oleh tangannya. Entah mengapa sehun ikut merasakan sakit yang luar biasa didadanya. Sehun ingin sekali membuat hati luhan terobati, tak ingin melihat Luhan begitu rapuh sejak kepergian ayahnya. Sehun menyayanginya. Sehun tau, luhan belum pernah memiliki sahabat seorang laki laki, karena akan berakhir dengan cinta. Luhan begitu cantik dan sempurna, memiliki mata yang indah dan bibir yang mungil. Sehun sangat beruntung menjadi sahabatnya dari kelas satu SMK. Sehun tidak pernah berpikir akan jatuh cinta dengan Luhan apalagi sahabatnya sendiri 

"Sehun" luhan membuka matanya dan menatap sehun 
"Eh? Lu udah bangun. Lu sarapan dulu ya" 
Luhan menggeleng dan duduk disebelah sehun. Sehun menatapnya, mata luhan masih menyimpan kerapuhan yang begitu dalam. Sehun memeluknya erat 

"Gua tau apa yang lu rasain" 
"Tapi gua bodoh" 
"Luhan, penyesalan emang selalu dateng belakangan. Percuma lo kaya gini, bokap lo juga pasti sedih liat lo kaya gini, sekarang lo lakuin apa yang terbaik buat diri lo" 
"Gua ga bisa" 
"Gua yakin lo bisa" 

"Hun" Luhan melepaskan pelukannya dan menatap sehun 
"Heem?" 
"Lo janji ga bakal ninggalin gua ya" 
"Iya gua janji" sehun tersenyum manis dengan tulus sambil mengusap rambut dikepala Luhan 
"Makasih hun" Luhan membalas senyuman sehun tak kalah manis 
"Oh iya, lo bisa nginep malem ini ga? Besok kita kegereja bareng, abis dari gereja jemput ortu gua kebandara" 
"Haha oke oke!" 


..... 


Setelah sarapan mereka nonton TV bersama, karena Yupi (adik sehun) sedang sekolah. 

"Wahaha banci!" Sehun tertawa lepas melihat acara TV favoritenya. Sehun lebih suka acara komedi 
"Berisik" ucap Luhan datar melihat acara TV yang menurutnya benar benar flat 
"Eh lu katarak! Itu BAHAHAHAHA" 
"Astaga ketawa lu bau naga jir" 
"Kaga nyadar diri lu ah wakakakaka" 

Luhan langsung mengambil remote TV dan mengganti channel acara kartun. Sehun yang tadinya tertawa terbahak bahak berlebihan berubah menjadi datar luar biasa dalam waktu 1 detik 

"Aahhh barbie charm school!!!" Luhan begitu berbinar binar. Melihat wajah luhan yang kembali ceria akhirnya sehun. mengalah namun dengan ikhlas tidak ikhlas(?) 

..... 


"Hun" 
"Apa?" 
"Emmhhh" 
"Apaan? Lu mau minjem daleman?" 
"Hehe" 
"Ambil dilaci lemari gua yang sebelah kanan, ada dua daleman yang baru belom gua pake" 



Aku ingin terus bersamamu 
Sesakit apapun perasaanku 
Aku hanya ingin bersamamu 


....... 


KEESOKKAN HARINYA 


"SEHUN BANGUN WOOYYY!" Luhan berteriak tepat didepan telinga Sehun 
"Hanjret" sehun terbelalak kaget dan jatuh dari ranjang 
"Ayo kegerejaaaa" 
"Heboh bener lu bikin mules" 
"Aaahh ayo mandi" 

Sehun mencoba berdiri dan berjalan kekamar mandi melewati Luhan 

"Eh gua dulu!" Luhan menarik Sehun dan mendahuluinya 
"Gua ah" sehun pun menarik Luhan 
"Ga mau ah gua dulu!" 
"Ck lo mandinya lama! Makanya gua dulu" 
"Ga mauuuu!" 
"Kaga ah! Awas awas!" Sehun berjalan cepat dan masuk kedalam kamar mandi, tapi Luhan juga berlari masuk kamar mandi. Dan saat ini mereka berdua ada didalam kamar mandi 

"Lu ngapain hah?" Wajah sehun yang tadinya datar menjadi tambah datar melihat Luhan 
"Gua dulu" 
"Oke kalo itu mau lo kita mandi berdua" 
"WOOOHHH OGAAAHHHH" 
"Ayo sayang mandiin akuuuuuhhhhhh nggghhh" sehun meraba raba dada Luhan sambil menggigit bibir bawahnya 
"ANJEERRRR" Luhan langsung berlari keluar kamar mandi 
"HAHA GUA MENANG" 


.. 





Aku tidak tau mengapa 
Walaupun kau telah menghancurkan perasaanku 
Aku tetap bisa memaafkanmu 








Setelah mereka siap, merekapun sarapan terlebih dahulu bersama Yupi 

"Kak?" Yupi menyenggol lengan Sehun 
"Ape?" 
Yupi tak menjawab hanya menatap mata sehun sambil melirik lirik kearah Luhan 

"Luhan, yupi mau kenalan sama lo" 
"Eh? Iya yupi aku Luhan" Luhan mengulurkan tangannya kearah yupi sambil tersenyum manis 
"Aku cindy kak biasa dipanggil yupi" Yupi berjabat tangan dengan Luhan sambil membalas senyum Luhan dengan manis 
"Gua kaga pernah disenyumin sama lo dek" serobot sehun datar yang melihat mereka saling tersenyum manis seakan akan cemburu 
"Muka lu pait kak jadi yaaaa...... ogah beuuudddd" Yupi berdiri dan beranjak keluar meninggalkan Sehun berdua dengan Luhan 
"Bisa ye gua punya adek macem eek" 
"Gua rasa adek lu terlalu jujur hahaha" Luhan tertawa melihat kakak adik yang saling menghina 

Selesai sarapan mereka bertiga berangkat diantar supir yang biasa mengantar Yupi kesekolah 





... 


Sesampainya di Gereja, Sehun dan Luhan bertemu teman teman sekelasnya 

"Kak gua duluan yee" 
"Oke" 
Yupi langsung meninggalkan Sehun bersama teman temannya dan berjalan masuk kedalam Gereja 

"Weh! Lu ngapa kemaren pada kaga masuk?" Tanya Minwoo salah satu teman sekelasnya yang dekat dengan Sehun 
"Haha gua ga enak badan" 
"Kalo luhan ngapa lu ga masuk?" Serobot Youngmin soulmatenya Minwoo 
"Eh? Gua.. Gu-gua.." Jawab Luhan gugup 
"Dia kesiangan" ucap Sehun santai dan membuat Luhan menatapnya 
"Ah kebo" 
"Eh lo berdua doang?" 
"Kaga, katanya si naeun sama shinyeong juga mau ke gereja sini" 
"Oh gitu ye mut" 
"Plis" 
"Lo makin imut aja dah kaga liat sehari doang" 
"Kampret" 
"Serius gua! Lu makin imueetttzzz" 
"Taik lu taik" 
"Weehh ga usah bawa bawa sesuatu yang mirip sama muka lo" 
"MONYEEEEETTTTT" 
"Nah kan sekarang lo nyebut kembaran sendiri" 

Luhan dan Yougmin hanya memasang wajah datar melihat pertengkaran Minwoo dan Sehun. Tak lama kemudian shinyeong dan naeun datang diam diam mengeplak (?) kepala Sehun dan Minwoo yang masih beradu mulut 
"Anjir" 
"Kurang hajar" 
"Udah lu jangan pada berantem! Ayo masuk!" Serobot Naeun sambil melihat ke arah Shinyeong. Shinyeong hanya mengangguk 

... 





Setelah selesai beribadah di Gereja mereka keluar dan berkumpul kembali 

"Eh, lo pada mau langsung balik nih?" Ucap Youngmin sambil menatap teman temannya secara bergantian 
"Iye gua mau jemput ortu dibandara" jawab Sehun santai 
"Yah padahal gua pengen maen masa" Minwoo memasang wajah imutnya yang membuat sehun ingin terus mem-bully nya 
"Doh imutnya dirimuhhh hingga aku ingin kentut" 
"Anjir lu mah kentut mulu kerjaan lu" 
"Ah masaaaaaaa" sehun sambil menoel (?) dagu Minwoo 
"Lu tau tai ga?" 
"Tau dong yang semacem mirip muka lu kan mut imuttt" 
"ANNN....." Omongan Minwoo belom selesai karna segera dibekap oleh tangan Naeun 
"Berenti ye! Lu bedua kaga di sekolah kaga di mall, kaga di mana mana berantem mele" ucap Naeun sambil memukul kepala Sehun dan Minwoo 
"Doh elah sakit kampret" 
"Eh segini kaga sakit lu nye aje terlalu imut" 
"Anjir lu hun" 
"Kakak!" 
"Weh weh udah lu jan menunjukkan kekerasan didepan anak bocah" ucap Youngmin sambil men-toyor kepala Naeun, naeun langsung melepaskan tangannya dari kepala Sehun dan Minwoo lalu tersenyum pada adik sehun --Yupi-- 
"Hah dek a..." 
"Ayo kak kebandara" ucap Yupi memotong perkataan Sehun sambil menarik tangan Sehun 
"Oke temen temen gua kebandara dulu yah! Bye" sehun melambai tangan dan segera menarik Luhan 

"Eh? Tunggu dah. Itu Luhan ngapa ngikut?" Ucap Youngmin sambil menyipitkan matanya 
"Lah iya?" Minwoo ikut menyipitkan matanya 
"Kok mereka..... Eh ayo maen!" Ucap Naeun 
"Ayo dah" 
"Shinyeong ikut kan?" 
Shinyeong hanya mengangguk 
"Yok dah" 


.... 



Setelah Sehun, Yupi dan Luhan sampai Bandara 

"Mamahhhh!!!" Yupi berteriak sambil berlari meninggalkan Sehun dan Luhan yang sedang celingak celinguk (?) mencari orang tua Sehun 

"Papah!" Sehun berteriak dengan wajah yang bahagia melihat ayahnya yang sedang melambai kearahnya. Sehun pun berlari memeluk ayahnya dan meninggal kan Luhan sendirian ditengah keramaian Bandara. Wajah Luhan mulai sendu melihat keluarga bahagia Sehun, Luhan membalikkan badannya hendak berjalan keluar dari pemandangan itu 

"Luhan? Lo mau kemana?" Tiba tiba Sehun mengejar langkah Luhan yang begitu cepat keluar dari Bandara dan menarik pergelangan tangannya 
"A-ah engga" 
Sehun membalikkan badan Luhan melihat wajah Luhan yang sendu dan airmata mengalir dipipinya. Sehun menghapus airmata Luhan dengan tangannya lembut dan mengusap kedua pipi Luhan dengan penuh kehalusan 
"Gua masih ada disini buat lo" sehun tersenyum manis lalu memeluk tubuh Luhan. Luhan pun membalas pelukan Sehun dengan erat menahan airmatanya jatuh kembali 




... 


Aku masih ingin bersamamu 
Selama umurku sanggup untuk selalu bersamamu 


... 




"Kak!" Yupi berteriak sambil menggandeng tangan Mamah Dan Papahnya yang membuat Sehun melepaskan pelukan terhadap Luhan 

"Eh mah ini Luhan" 
"Luhan? Apa kabar?" Ucap Mamah Tiffany tersenyum lebar lalu berjabat tangan dengan Luhan dan memeluknya 
"E-eh baik tante hehe" Luhan membalas pelukan Mamah Tiffany hangat 
"Oh iya, ada yang mau tante bicarain sama kamu. Kamu mau kerumah atau kerestoran hm?" Mamah Tiffany melepaskan pelukan itu perlahan 
"A-ah..." 
"Kerestoran aja mah! Aku mau pizza! Selama mamah sama papah pergi kakak pelit buat ngasi uang ke aku mah" Yupi cemberut sambil melendot dilengan Ayahnya --Yesung-- 
"Astaga" wajah Sehun benar benar datar sehabis mendengar semua perkataan adiknya itu 
"Haha yaudah ayo sayang kita kerestoran" 
"Mah aku bawain sini koper sama tasnya" ucap sehun sambil mengambil koper dan tas milik Mamahnya 
"Ohiya om sini biar Luhan bawain juga kopernya" ucap Luhan tersenyum semanis mungkin dihadapan Ayah Sehun 
"Ah iya terimakasih ya Luhan" Yesung tersenyum manis menatap Luhan lalu memberi kopernya pada Luhan 
"Iya om hehe" Luhan mengambil koper dari tangan Yesung 

Tiffany, Yupi dan Yesung berjalan bergandengan kearah mobil 

"Kita kayak....." Ucap Luhan sambil menatap Tiffany, Yupi dan Yesung 
"Pembantu" wajah sehun semakin datar 


Setelah koper sudah diletakkan dibagasi mobil Sehun dan Luhan izin naik taksi 

"Mah aku sama Luhan naek taksi aja dah" Sehun memberikan Tas yang dipegangnya kepada Mamahnya 
"Ah yaudah kamu ada ongkos nak?" 
"Ada mah" 
"Oke kak! Dadah ya! Bae bae lu demen sama Luhan" 
"Anak setan" dalam benak Sehun berkata dan menunjukkan wajah datar yang luar biasa dihadapan keluarganya itu 
"Hus! Luhan itu laki laki!" Serobot Yesung 
"Udah mah jalan duluan sana nanti aku nyusul" 



.... 


Setelah sampai Mall 

"Wooaaahhh" Luhan terkagum melihat mall yang besar dihadapannya itu 
"Lu ngapa?" 
"Ah sehun ayo jalan jalan!!!" Luhan menarik tangan Sehun dan agak berlari memasuki mall itu 



"Woaahhh gedeeee banget hun!" 
"Yasalam" 
"Ayo jalan jalan" 
"Kepizza dulu han, nanti baru kita jalan jalan yah" 
"Yaahh" Luhan memasang wajah kecewa dan pout 
"-_- gua traktir dah apa yang lo mau" 
"Eh serius??" Mata Luhan membulat 
"Iye" Sehun menarik tangan Luhan berjalan kearah restoran 


.... 


Sehabis makan 

"Ohiya Luhan, tante mau ngomong" 
"Apa tan?" 
"Kami, mamahnya sehun dan papahnya sehun ingin mengangkat kamu jadi anak tante" 
"Eh?" 
"Kamu mau kan jadi kakak dari Sehun dan Yupi?" 
"Ini serius?" 
"Iya sayang. Jadi kalo kami keluar negeri masih ada yang bisa ngurus Sehun dan Yupi. Termasuk pengeluaran mereka berdua. Dan satu lagi, biaya sekolah kamu kami yang akan tanggung. Iya kan pah?" 
"Iya Luhan. Saya mengharapkan sekali kamu akan masuk menjadi anggota keluarga kami" 
"Ah om tante Luhan mau kok" Luhan begitu berbinar binar dan tersenyum sangat lebar 
"Haha sekarang jangan panggil om tante lagi ya. Panggil mamah sama papah oke? Sini mamah peluk" 
"Ah iya mamah" Luhan berdiri dan berjalan kearah Tiffany dan memeluknya erat 
"Anak mamah kamu yang akur yah sama Yupi sama Sehun" Tiffany menyambut hangat pelukan dari Luhan 
"Iya mah pasti" 
"Kamu juga harus jadi kakak yang baik yah" Yesung mengusap punggung Luhan 
"Iya pah aku akan berusaha" Luhan melepaskan pelukan pada Tiffany dan langsung memeluk Yesung 


.... 



"Oh iya Sehun kamu belanja gih beli kebutuhan buat Luhan" 
"Ga punya uang mah" 
"Bisa banget lu kak uang jajan gua kan lu kurangin goceng" 
"Etdah lu masi kecil kaga boleh megang duit banyak banyak" 
"Eh tapikan uang saku gua harusnya lima belas ribu kak tapi lu kasi sepuluh ribu" 
"Elah goceng doang protes lu" 
"Goceng tiap hari kak jadi berapa tuh" 
"Udah udah! Nih kamu pake atm mamah. Nanti dirumah dibalikin yah. Kamu beli apa aja yang dibutuhin Luhan" Tiffany memberikan kartu atm kepada Sehun 
"Iye mah" sehun berwajah datar sambil mengambil kartu atm itu 
"Yaudah mamah papah sama dek pulang dulu yah" 
"Iya mah hati hati" 


... 



Mereka (sehun dan Luhan) sekarang sudah resmi menjadi adik kakak. Dan mereka berharap mereka menjadi adik kakak yang akur 


... 




Seminggu kemudian 


"KRINGGG!!!" Bell pulang pun berbunyi 

"Ck" sehun berdecak. Ia merasakan matanya tak seimbang melihat semua keadaan disekitarnya 
"Ngapa sih ya" sehun mengucek kedua matanya 
"Sehun?" Luhan menepuk pundak Sehun 
"Eh iya?" 
"Lu kenapa?" 
"gua kayanya ngantuk dah" 
"Yaudah ayo pulang istirahat" 
"Iya kak, bentar gua mau kekamar mandi dulu ya. Lo tunggu didepan gerbang aja" 
"Oh gitu, yaudah yah" 




... 

Dikamar mandi 

"Yaampun ngapa sih ni mata" sehun terus membasuh wajahnya dengan air 
"Woi sehun!" Ucap Minwoo dan Youngmin berbarengan 
"Eh lo berdua" 
"Gua ngurus perut gua dulu yee" serobot Minwoo buru buru kearah salah satu pintu kamar mandi 
"Lo kenapa hun?" 
"Ga tau. Mata gua ga enak banget ini" 
"Eh???" Youngmin terkejut 
"Apa?" Sehun menatap Youngmin 
"Lo inget ga kata dokter yang nanganin lo pas lo kecelakaan motor abis balik sekolah?" 
"Hah?" Wajah sehun mulai memucat mengingat kejadian itu 
"Inget kan?" Youngmin memegang kedua pundak Sehun 
"Iya gua inget" Sehun semakin memucat dan tatapannya kosong serta badannya mulai dingin 
Sehun, minwoo dan youngmin pun keluar dari kamar mandi menuju parkiran 

"Gua duluan ya" 
"Iye hun, hati hati lu" 
"Iya lo bedua juga hati hati ya" 


Sehun berjalan menuju gerbang agak sempoyongan 

"Sehun!" Luhan memegang lengan Sehun 
"Eh kak" 
"Lu kenapa??" Tanya Luhan khawatir melihat wajah adiknya yang pucat 
"Gua gapapa" 
"Serius? Tangan lu dingin banget hun" 
"Iya ayo pulang" 




.... 


Sesampai dirumah 

"Kakak udah pulang!" 
"Hoi dek" sehun mengelus kepala adiknya itu 
"Yupi! Belajar yang rajin yah" Luhan tersenyum manis 
"Kak kenalin ini temen aku namanya cigull" 
"Sehun kakaknya yupi" Sehun berjabat tangan dengan sehun 
"Loh? Kak Luhan?" Cigull terkejut menatap Luhan 
"E-eh cigul! Aduh kayanya kakak kebelet deh. Belajar yang bener yah adek adek" Luhan keringat dingin lalu menarik sehun menuju kamar. Luhan mengunci kamar dan bernapas engap engapan (?) menatap sehun 

"Lu ngapa?" Tanya sehun datar melihat Luhan yang berlebihan 
"Itu! Cigull" 
"Gua juga tau" 
"Dia ade kelas gua dulu di smp" 
"Dunia emang sempit" 
"Bukannya gitu! Dia pernah suka sama gua" 
"Terus?" 
"Dia hampir sama kaya eunji" 
"Maksud lo?" 
"Sini gua ceritain" Luhan menarik sehun dan duduk dipinggir ranjang 
"Dia tuh psikopat" 
"Ah serius lo?" 
"Lo liat dia! Cantik kalem kan? Tapi sifat aslinya serem gila" 
"Gua ga ngerti" 
"Dia itu punya dua kepribadian!" 
"Yandere?" 
"Nah itu kaya anime yandere!" 
"Gila serem amat" 
"Iya kan gua takut" 
"Dia pernah bunuh orang?" 
"Pernah hun! Dia bunuh ahra pacar gua dulu waktu smp" 
"Lo tau darimana?" 
"Dia cerita sendiri ke gua" 
"Sumpah ya e.." 
"Bukan bukan! Dia ngancem gua kalo misalnya gua bocorin rahasia dia gua bakal dibunuh" 
"Terus lo takut?" 
"Ya takut lah jelas gua pernah diculik sama dia" 
"Lo diapain aje?" 
"Gua diiket hun terus diciumin sama dia" 
"Astaga" 
"Terus dia nyentuh perut gua pake pisau sampe perut gua dijait nih lo liat" Luhan mengangkat bajunya sedikit memperlihatkan perutnya yang terdapat jaitan kecil 
"Sinting ya" 
"BRAK!" 

Luhan dan Sehun terkejut melihat kearah pintu. Ternyata itu cigull yang membawa pisau 

"Aahh sehun!" Luhan memeluk pinggang sehun dengan erat 
"Lo bisa sopan dikit kaga dirumah orang?" Sehun mulai kesal terhadap Cigull 
"Aku mau luhan" 
"Punya hak apa lo? Dia kakak gua" Sehun berdiri diikuti dengan Luhan yang ikut berdiri masih memeluknya dari belakang dengan erat 
"Ga perlu tau" 
"Lo apain ade gua?!" Sehun mulai membentak 
"Aku mau luhan" 
Sehun hanya smirk melihat cigull 
"Oke, gua ambil ade gua, lo ambil Luhan" 
"SEHUN!" Luhan mulai menangis dan semakin mempererat pelukannya terhadap Sehun. Sehun melepaskan tangan Luhan dan berbalik badan menghadap Luhan 
"Tenang, gua punya rencana lain, lo siapin hape buat telfon polisi" Sehun berbisik dan menghapus air mata Luhan 
"Tap.." 
"Gua yang bakal nyelesain" Sehun menempelkan telunjuknya dibibir Luhan dan tersenyum manis. Sehun memegang tangan Luhan erat lalu melepaskannya dan berbalik badan kearah cigull 
"Lo bisa ambil Luhan sekarang" 
Sehun berjalan santai keluar kamar melewati cigull yang sedang menatapnya tajam hanya dibalas smirk sehun 

"Dek" sehun berlari melepaskan ikatan ditangan dan kaki adiknya itu 
"Kak cigull gila" 
"Astaga" sehun mengusap darah dari leher adiknya dengan sapu tangan 
"Lo pake ini dulu" sehun mengambil tangan yupi dan meletakkan diatas sapu tangan dilehernya "pegang yah" sehun mencium kening adiknya dan segera megeluarkan koin dan handphone "polisi? Aish! Ga ada" 
"Ambil hape gua kak dikantong" sehun langsung mengambil handphone yupi disaku celana rumah yupi yang dikenakannya kemudian segera mencari kontak polisi 
"BRAK!" Sehun terkejut dan menatap Cigull yang sedang meletakkan pisau dileher Luhan 
"Hey! Lihat!" Sehun men-calling "police" dihandphone Yupi membuat Cigull membulatkan mata dan menatap sehun tajam seperti ingin membunuh 
"Gua bakal reject kalo lo mau main taruhan sama gua dan ngejauhin pisau lo dari Luhan" Cigull mulai menjauhkan pisau dari leher luhan dan melepaskan Luhan. Sehun mengedipkan sebelah mata kepada Luhan mengisyaratkan agar menelfon polisi. Luhan langsung mundur masuk kedalam kamar dan mengeluarkan handphonenya 

"Oke gua jelasin cara permainannya" 
"Lo lempar koin" sehun melempar koin keatas 
"Terus lo tangkep dan tebak koin itu ada ditangan mana" sehun menangkap dengan cepat koin tersebut 
"Kalo lo menang bisa bawa Luhan sama lo" Sehun smirk 
"Haha sangat mudah" 
"Sekarang lo jawab" 
Cigull tampak panik memikirkan jawabannya 
"Tenang, ada dua ronde. Abis ini lo yang maen" 
"Jawabannya kanan" cigull tersenyum bangga 
"Hmm" sehun smirk dan membuka tangan kanannya ternyata kosong. Koin itu berada ditangan kirinya dan membuat cigull melebarkan matanya 
"Ambil" sehun melemparkan koin itu kearah cigull *slow motion(?). Cigull mengambilnya dan mulai melemparkan koin itu keatas dan menangkapnya 
"sekarang jawab" 
Sehun smirk "kiri" cigull melebarkan matanya dan segera membuka kedua tangannya. Sehun menjawab dengan benar 
"Aku harus tetap mendapatkan Luhan" benak cigull. Cigull langsung menghempaskan koin itu dan menarik Luhan kembali dan melempar pisau kearah sehun, sehun pun menghindar 
"Ga sportif ya" 
Yupi berdiri dan berbisik dipunggung sehun "kak Luhan belom nelpon" 
Sehun smirk kembali dan menatap cigull tajam 
"Lo udah bosen idup ternyata" 
Sehun dan Cigull saling menatap membunuh. Sehun berlari kearah cigull dan memukul tangan cigull kebawah hingga pisaunya terjatuh "lo telfon polisi sekarang" sehun memberi handphone Yupi pada Luhan 

"AAAAA" cigull menghempaskan badan sehun kedalam kamar 
"Ngghh" Sehun mencoba berdiri dan sehun melihat dartnya. Sehun mengambil dart itu dan berlari kearah cigull sambil mengarahkan dart itu kearah kepala cigull, dan..... 
"AAAAAAA" cigul teriak histeris ketika dart Sehun menusuk mata kirinya. Sehun langsung menarik kedua tangan cigull 
"Nih kak talinya" Yupi menyerahkan tali milik cigull yang tadi dipakai untuk mengikat tangan dan kakinya 
"Pinter" sehun mengikat kedua tangan cigull dan kedua kakinya 
"Kak" Yupi memeluk sehun sedangkan Luhan masih mematung 
"Kak" Yupi mengulurkan tangannya kepada Luhan. Luhan mendekat dan meraih tangan Yupi. Sehunpun memeluk Yupi dan Luhan dengan kedua tangannya 
"Ma-maaf..." Luhan meneteskan airmatanya 
"Kak jangan nangis" Yupi menghapus airmata Luhan 
"A-ah kakak ambil kotak p3k dulu yah buat lehermu" Luhan berjalan meninggalkan mereka 

*Luhan pov 

Aku melangkahkan kakiku dengan gemetar. Ku ambil kotak P3K. Kejadian itu... 

*flashback 

"Aah cigull bisa kau lepaskan aku?!" 
"Kak? Apakah kau lapar? Kau mau makan? Ini ku beri makanan" cigull mengeluarkan sebuah bola mata yang berlumuran darah 
"HUAAAAA" aku hanya bisa menangis dengan keadaan ini. Ditempat yang banyak sekali mayat yang entah identitasnya dengan bagian tubuh yang terpisah pisah 
Cigull meremas bola mata itu hingga hancur "eh kekerasan ya" 
"Cigull...." Luhan memejamkan matanya 
"Kak bila kakak mati tidak makan, aku juga akan mati" cigull melepaskan kemeja luhan dan mengambil pisau 
"Kamu mau ngapain" Luhan gemetar melihat pisau yang sudah diatas perutnya 
"Kita akan mati bersama kak" cigull menggoreskan pisau itu dikulit perut luhan 
"...." Luhan langsung tak sadarkan diri melihat darah yang keluar dari perutnya 



*flashback end 


*Luhan pov end 


"LUHAAN!" Sehun berteriak ketiga kalinya 
"AAHHH JANGAN LANJUTIN" 
"Hah?" 
"Sehun! Cigull bahaya! Dia-di-diaa udah hampir bunuh gua huaaaa" Luhan kembali menangis histeris. Chuu~ satu ciuman mendarat dibibir Luhan dengan lembut dan membuat Luhan berhenti menangis seketika. Itu Sehun... 
Sehun melepaskan ciuman itu dan tersenyum manis "Gua janji bakal ngelindungin lo" Sehun menghapus air mata Luhan. Luhan masih mematung dan membulatkan matanya akibat perbuatan Sehun yang tiba-tiba. Sehun lalu men-toyor kepala kakaknya itu lalu smirk "jelek lo" 
"E-eh enak aja!" Luhan mengejar sehun yang berjalan cepat kearah kamar 



... 

Malam Harinya 


Luhan melamun akibat kejadian tadi sore. Memang cigull sudah diamankan dikantor polisi. Tapi Luhan takut dia akan kembali entah kapan 

"Luhan!" Sehun menepuk pundak Luhan hingga terkejut 
"Ah elu" 
"Lo tau ga?" Sehun duduk disamping Luhan menghadap jendela 
"Apa?" Luhan menatap Sehun 
"Lo first kiss gua" Sehun menatap lembut Luhan 
"Hah?" 
"Gua kaga nyangka kalo first kiss gua sama lo. Cowo berwujud cewe" 
"Eh maksud lo apa hah!!!" 
"Gua mau lagi" 
"Hah?" 
Dan .. 
Chu ~ 
Mereka berciuman kembali dengan lembut 


... 

Tengah malem 
"Tok tok" 
"Hun?" 
"..." 
"Ada yang ketok pintu" 
"BRAK!" 
"Apaan sih berisik amat" 
"Ga tau" 
"Buka sana" 
"BRAK BRAK!" 
"Takut" 
"Etdah" 
Sehun bangun dan menyalakan lampu 
"Lo pegang ini" Sehun memberikan kaleng semprotan obat nyamuk 
"Eh?" 
"Gua yang ini" sehun mengambil remote TV 
"BRAK" 
"Ceklek" 
"HAA!" Sehun bersiap siap memukul orang yang ada dihadapannya itu 
"AH ! Kak gua takut lu lama banget sih buka pintunya" 
"Astaga" wajah sehun seketika datar luar biasa melihat makhluk didepannya 
"Ah yupi kirain siapa" Ucap Luhan lega 
"Kak mau bobo bareng gua takut sendirian" 
"KAGA KAGA" 
"Ah kak" 
"Eh sehun, gapapa kok Yupi ayo masuk" Luhan menarik tangan Yupi dan masuk kedalam kamar meninggalkan sehun yang masih datar didepan pintu. Sehun menutup pintu kamar dan berjalan mendekati ranjang 
"Dek lo sadar kaga? Gua sama Luhan itu laki" 
"Sadar kak emang kenapa?" 
"Serah dah" Sehun mematikan lampu dan tidur disebelah Yupi 
"Kak" 
"Apa lagi" 
"Takut" 
Dengan kesal sehun menarik tubuh adiknya dan memeluknya. Luhan hanya menatap mereka berdua. Sehun menyadari tatapan Luhan itu langsung memegang tangan Luhan erat "jangan takut" Luhanpun membalas genggaman tangan Sehun 



... 

3 hari setelah kejadian itupun Luhan Yupi kembali normal seperti biasanya 

"Hun nanti maen yok" ajak youngmin 
"Ayo gua juga bosen dirumah" 
"Woy lo ngapain hah kaga ngajak ngajak kita" serobot Naeun yang dibelakangnya diikuti Shinyeong dan Luhan 
"Nanti maen! Makan kfc yok!" 
"Ayo elah gua pengen burger" 
"Gua mau ketoko buku nyari komik terbaru" 
"Ah hentai aje lo" serobot minwoo men-toyor kepala sehun 
"Enak aje lo mending daripada NC yaoi lo mesum" 
"LO... NGOMONGNYA...." 
"Busetdah" ucap Sehun dan Minwoo barengan melihat wajah Naeun yang marah 
"PLAAKK!" Naeun meng-geplak(?) kepala Sehun dan Minwoo hingga mereka harus dibawa ke UKS 

... 


Di toko buku 

Sehun menatap satu komik yang diincarnya 
"AH!" Black Butler. Volume 36 yang ia tunggu selama ini telah digenggamnya 
"Eh" Youngmin menepuk pundak Sehun tiba tiba 
"Ape?" 
"Lo udah periksa?" 
"Hm belom" 
"Lo harus periksa" 
"Periksa apa" serobot Naeun yang berdiri dibelakang Youngmin yang disebelahnya Shinyeong 
"E-eh" 
"Luhan dimana?" 
"Jalan sama Minwoo ditempat novel" 
"Sini" Sehun mengajak sehun kearah pojokan rak buku. Youngmin, naeun dan shinyeong pun mendekat kearah sehun 

SKIP » 


Diwaktu yang sama 

"Luhan?" 
"Iya?" 
"Lo tau penyakit sehun?" 
"Penyakit?" 
"Iya penyakit dia" 
"Gua ga tau. Emang dia sakit apa?" 
"Oh ga tau ya" 
"Emang dia sakit apa?" 
"A-ah dia.. Dia sa-sakit maag!" 
"Maag? Itu doang?" 
"I-iya" 


...... 


KEESOKKAN HARINYA 


"Good morning!" Ucap Naeun yang masi membawa tas gembloknya 
"Ngapa lu seneng amat?" Tanya Luhan 
"Lo pada tau ga?" 
"Apa?" Tanya Luhan, Sehun, Youngminn, Minwoo kecuali Shinyeong yang hanya menatap penasaran 
"Gua............ GUA DIAJAK GATH SAMA MANTAN GUA" teriak Naeun semangat. Tetapi wajah Luhan, Sehun, Youngmin, Minwoo dan Shinyeong seketika menjadi datar mendengar ucapan Naeun 

"Eh?" Naeun menatap semua sahabatnya itu 
"KRINGGGG" bell masuk pun berbunyi mereka masuk kekelas dengan tawa riang 


.... 

Didalam kelas 

"Lu ngapa?" Tanya sehun melihat Luhan yang sibuk merogoh tas gemblok nya 
"Kayanya buku PR fisika gua ketinggalan hun" Luhan menatap sehun melas 
"Yaelah gimana sih lu udah tau tu guru macem turunan singa" 
"Gua ga tau" 
"Yaudah pake buku gua aja" 
"Terus elu?" 
"Tenang" 
"Engga ah!" 
"Oke anak anak sekarang kumpulin PRnya. Yang tidak mengerjakan silahkan keluar kelas tanpa saya suruh" 
"Udah ambil ini" sehun menyodorkan buku PR kepada Luhan 
"Ga mau ah" 
"Elah lu mah" 
"Shinyeong? Lu ngapa berdiri" Luhan menatap shinyeong 
"Buku PR dia ada di yoona dan yoona kaga masuk" jelas Naeun 
"Ah yaudah ayo keluar bareng gua" Luhan berdiri dan menghampiri Shinyeong lalu keluar kelas 
"Hun?" 
"Ape?" 
"Gua duduk sama lu yee gua ngeri masa sama ni guru" Naeun mengambil buku dan alat tulisnya lalu berjalan ke meja sehun 
"Iyee kaya makhluk buas ye" 
"Iya serem" Naeun duduk disamping sehun 

... 


Di Luar kelas 

"Yeong! Coba lu ngomong dah" Luhan membuka pembicaraan. Namun shinyeong hanya terdiam 
"Yeong gua mau tanya sama lo" shinyeong masih terdiam 
"Lo tau penyakit sehun ga?" Luhan menatap shinyeong. Shinyeong menengok kearah luhan lalu menunduk 
"Yeong gua mohon. Gua kakak nya sehun dan sahabat lo" Luhan menatap shinyeong penuh harap. Tetapi shinyeong tetap terdiam 
"Shinyeong gua tau lu punya hati yang lembut dan ga pernah mau bohong" Shinyeong berdiri dan menarik tangan Luhan berjalan kearah toilet 

SKIP » 



3 Hari kemudian 


"Aih kampret" sehun membasuh wajahnya dengan air di wetafel dapur 
"Lu kenapa?" Luhan menepuk pundak Sehun 
"Ah gua gapapa cuma agak ngantuk aja" Sehun beranjak meninggalkan Luhan 
"Kenapa lu ga mau jujur sama gua" Ucap Luhan sendu menatap punggung Sehun. Sehun menghentikan langkahnya 
"Lo tau semua?" 
"Gua tanya kenapa lo ga mau jujur sama gua" 
"Gua ga pernah mau liat lo sedih" 
"Lo bohong sama gua hun" Luhan mulai terisak 
"Gua ga bisa ngeliat lo sedih. Gua sayang sama lo" 
"Tapi lu juga buat gua sedih kalo lu bohong sama gua" 
"Maafin gua. Gua tau gua salah ga ngasi tau semuanya sama lu terutama lu udah jadi kakak gua" 
"BRAK" Sehun membalikkan badannya dan terkejut melihat Luhan tergeletak dilantai. Luhan pingsan dengan wajah yang amat pucat kekuningan. Sehun begitu khawatir dan segera membawa Luhan kerumah sakit 


... 

Dirumah sakit 

"Dek lo ga laper?" 
"Engga kak. Kak gua khawatir sama Luhan" 
"Sama. Lo tenang yah" Sehun merangkul Yupi 


Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD 

"Keluarga Luhan?" 
"Iya" Sehun dan Yupi berdiri menghadap dokter tersebut 
"Ikut keruangan saya" 


*Diruang dokter 

"Luhan mengidap penyakit sirosis" Ucap dokter itu sambil menunjukkan hasil ronsen 
"Sirosis?" Sehun menyipitkan matanya 
"Iya, bisa dibilang kanker hati. Harus segera melakukan operasi pencangkokan hati yang sehat untuk mengganti hati yang sudah membeku pada tubuh Luhan" Sehun tak bisa mengatakan apapun lagi. Ia hanya merangkul adiknya yang kini sedang terisak. Sehun keluar dari ruang dokter dengan lemas memeluk adiknya. Sehun segera menghubungi orang tuanya agar cepat pulang untuk mengurus Luhan 


... 


*Malam hari 

"Hun?" Luhan memanggil sehun dengan lirih 
"Iya?" 
"Lu pulang sana" 
"Engga, gua kan janji bakal ngelindungin lo" Sehun tersenyum lembut menyembunyikan kesedihannya 
"Tapi kasian yupi" 
"Haha tenang aja, ini ruang VIP jadi dia nyaman tidur disofa" 


... 

Seminggu kemudian 


*Sehun pov 

Ku ambil pisau yang sudah ku asah tadi. Aku berjalan kekamar dan masuk kedalam kamar mandi dan ku kunci pintu lalu menatap diriku yang memantul dicermin. 

"Apa gunanya gua hidup?" Sehun berbicara kepada dirinya itu sambil tersenyum hambar 
"Hidup tanpa indra penglihatan yang normal dan Luhan disamping gua" 
"Haha gua sayang Luhan tapi gua yakin dia cuma anggap gua sahabat atau adiknya" 
"Jadi, buat apa gua hidup lagi?" Sehun mulai menempelkan pisau itu ditangannya tepatnya diatas nadinya 

"Tok tok" 
"Kak dipanggil papah dimeja makan" 
"Iya gua nanti kebawah" Sehun melemparkan pisau itu dan segera keluar kamar 


.. 
*Di ruang makan 

"Papah besok akan berangkat ke jepang masih ada yang harus papah urus" 
"Jangan pah" Sehun menatap kosong 
"Loh? Kenapa?" Yesung menatap Sehun heran 
"Bisa ga papah nemenin Luhan di rumah sakit bareng mamah sama yupi" 
"Tapi itu..." 
"Biar aku yang ke jepang pah" 
"Kamu serius?" 
"Iya pah" 
"Yaudah besok kamu berangkat, ada manager papah yang bakal bantu kamu" 

Sehabis pembicaraan selesai sehun langsung masuk kamar dan mengambil handphonenya 

"Ah shinyeong bisa ketemu ga?" 


..... 


Keesokkan harinya 

"Sehun mana?" Luhan bertanya kepada teman temannya 
"Se-sehun berangkat kejepang" jawab Naeun gugup 
"HAH?" Luhan terkejut luar biasa 
"Iya, pesawatnya berangkat jam setengah dua belas" jelas Youngmin 
Luhan meneteskan kembali airmatanya "gua mau kesana" Luhan bangun dan melepaskan oksigen dan infusan dari tangannya 
"Eh lo jangan nekat" 
"Biar gua yang anter" Shinyeong membuka mulutnya membuat semua teman temannya itu membulatkan matanya 


... 
Dibandara 

Luhan berlari sekuat tenaga mencari keberadaan Sehun yang tak kunjung dilihatnya. Shinyeong yang mengikuti Luhan pun mulai lelah. Luhan menatap seorang lelaki yang tak asing dimatanya dan Luhan tersenyum melihat sesosok itu 

"SEHUN!" Teriak Luhan sehingga membuat lelaki itu menoleh 
"Luhan?" Itu benar sehun 
"Ah sa-sampai ju-mpa" ucap luhang tersenggal senggal akibat memaksakan dirinya untuk berlari. Luhan agak kecewa saat sehun tak mengucapkan sesuatu padanya dan berbalik badan lagi berjalan menuju lapangan penerbangan 
"Se-sehun jaga kesehatan. Cepat pulang un-untuk menghabiskan sisa umur gua sama lu" Luhan tersenyum hambar 
"Gua ga janji" ucap Sehun pelan sehingga Luhan tak mendengarnya. Sehun tetap berjalan tanpa menoleh kearah Luhan dan Shinyeong. Luhan kecewa luar biasa dengan kelakuan sehun yang benar benar berubah. Luhan terduduk menatap langkah kaki sehun yang mulai menjauh darinya. Sedangkan shinyeong hanya menangis tanpa suara menatap kepergian Sehun 



.... 

3 Hari kemudian 

"Halo? Shinyeong?" 
"Hun, Luhan koma" 

Sehun menangis tak tertahan mendengar perkataan shinyeong dari handphone nya 

..... 


2 Hari kemudian 


"Sehun dimana?" Tanya Luhan yang baru saja sadar dari komanya kepada sahabat sahabatnya. Tapi shinyeong tesenyum hambar sambil memberi camcorder pada Luhan 
"Apa?" 
"Puter aja" ucap Naeun lirih 
Luhan menekan tombol play 


"Hey Luhan! Pasti lu udah sadar ya? Ohiya sorry gua ga ngasi tau lo kalo gua mau ke jepang. Luhan, lo denger ini kan? Gua ga bakal ninggalin lo dan selalu ngelindungin lo. Dengan adanya hati gua ditubuh lo gua bakal selalu ada sama lo dan gua bakal selalu bahagia dialam sini. Luhan? Apa lo tau, gua bener bener sayang sama lo. Tapi perasaan gua bener bener ga enak pas mau berangkat ke jepang. Maafin semua kesalahan gua ya udah pernah nyakitin lu. Mungkin dengan cara ini gua bisa ngasi hati gua seutuhnya buat lo. Jaga baik baik ya hati gua. Love you more" 
Luhan meneteskan airmatanya dengan deras 
"Maksudnya apa?" 
Naeun, Shinyeong, Youngmin dan Minwoo hanya terisak menunduk menerima kenyataan ini 

--cut scene-- 


*shinyeong pov 

"Ngapain kesinii?" Luhan menatapku heran karena aku menariknya ke toilet wanita 
Aku hanya terdiam 

"Eh sehun sakit apa?" 
"Sebenernya sehun...... Saraf mata sehun terganggu jadi pandangannya ga seimbang" 
"Hah lo serius?" Luhan tampak terkejut 
"Dia bilang sendiri ke gua" 

*flashback 

Sehun mengajak aku, Naeun dan Youngmin kearah pojokan rak buku. Setelah kami ber empat berkumpul, sehun mulai membuka mulutnya 

"Lo pada inget ga waktu sabtu pulang sekolah gua kecelakaan?" 
"Iya iya" ucap Naeun 
"Dan pelipis gua dijait" 
"Iya iya tau" 
"Kata dokter, saraf mata gua terganggu. Gua bakal buta kapan aja" 
"Hah?" 
"Dan sekarang penglihatan gua udah kurang seimbang" 
"Sehun....." 
"Dan gua mohon jangan pernah kasi tau hal ini sama Luhan" 


*flashback end 

Luhan meneteskan airmatanya. Aku hanya terdiam 
"Yeong" Luhan menatapku 
"..." 
"Jujur gua sayang sama sehun melebihi sahabat dan adik gua" 
"Gua ngerti" 
"Gua ga mau kehilangan dia yeong! Gua belom pernah ngerasa senyaman ini sama orang lain terutama cowo. Gua sadar gua emang cantik. Dan banyak cowo diluar sana yang suka sama gua. Tapi gua belom pernah ngerasain ini sama sehun. Sehun beda dari semuanya" 
"Mending lu jujur aja" 
"Gua takut... Gua takut dia ngejauh atau bahkan dia pergi dari gua yeong" 

.... 

Siang itu sehun menelfonku untuk bertemu ditaman dekat rumahku. Aku menunggunya sambil makan es krim dan duduk diayunan 


"Shinyeong!" Sehun menepuk pundak ku 
"....." Aku hanya tersenyum, sehun duduk diayunan yang disebelahku 
"Besok gua berangkat kejepang" ucap sehun menatap langit, aku hanya membulatkan mataku sambil menjilati es krim yang ada ditanganku ini. Aku terkejut, tidak biasanya sehun mau disuruh orang tuanya untuk pergi apalagi keluar negri, ke rumah saudaranya pun tidak mau. 
"Tapi perasaan gua bener bener ga enak" sehun menatapku sendu 
"Gua ngeliat kalo gua ga bakal bisa balik" 

"Yeong, simpen ini ya. Kalo itu bener terjadi lo kasi ini sama Luhan. Gua tau lo orang yang paling silent yang pernah gua temuin" Sehun memberikan camcorder yang entah apa isinya tapi aku tidak. Pernah menyalah gunakan kepercayaan yang udah dia kasi kepadaku 

*shinyeong pov end 

*Luhan pov 

Hari ini begitu mengerikan sekaligus menyenangkan. Mengerikan saat cigull kembali dihadapan mataku. Dan menyenangkan ketika sehunn mencium bibirku dua kali. Tiba-tiba kurasakan ada yang mencium keningku yang kuyakini itu sehun. Aku tetap pura pura tertidur pulas 

"Since I found you my world seems so brand new 
You've showed me the love I never knew 
Your presence is what my whole life through 
Since I found you my life begins so new 
Now who needs a dream when there is you 
For all of my dreams came true 
Since I found you 

My heart forever true... 
In love with you.." 

Sehun menyanyikan sebuah lagu? Tapi bahasa inggris aku tak mengerti. Sehun kembali mencium keningku. Aku masih dengan keadaanku yang terpejam. Lalu ku buka sebelah mataku. Sehun membelakangiku. Sungguh aku ingin memeluknya 


*Luhan pov end 

*Sehun pov 

Akhirnya aku akan kembali menemui Luhan. Tapi... Akankah aku benar benar kembali untuknya? Menghabiskan waktu bersama? Di sisa sisa waktu nya didunia ini? 

Aku tak sadar telah tertidur dipesawat. Dan aku terbangun akibat suara yang cukup keras dipesawat. Eh? Ini hujan? Bagaimana bisa pilot mengendarai pesawat dengan keadaan gelap begini? 
Tak lama kemudian salah satu pramugari keluar dengan wajah yang cemas 

"Penumpang diharapkan tetap tenang. Karena saat ini bagian kiri sayap pesawat tersambar petir dan kami akan mencari tempat untuk mendarat sementara waktu" 

Tenang? Penumpang mulai menangis membuat suasana semakin tak tenang. Aku melihat kejendela. Mendarat? Dimana? Sekarang kita ada di atas laut luas yang kuyakini samudra. Luhan. Bagaimana bila aku tak kembali? Bagaimana dengan janji ku untuk melindunginya dan tidak akan pernah meninggalkannya? 

Pramugari itu kembali keluar dengan wajah yang sangat pucat 

"Penumpang sekalian, berdoalah agar amal ibadah kalian diterima dan dosa dosa kalian diampuni. Karena pada saat ini kita sedang menghadapi kematian" 

Hah? Pramugari macam apa ini? Penerbangan macam apa? Penumpang mulai menangis dan menjerit histeris. Tak lama kemudian pesawat oleng kedepan membuat kepala ku terbentur kursi didepanku. Sedetik kemudian pesawat oleng ke kanan membuat kepalaku terbentur kaca jendela. Pandanganku mulai mengabur "Sorry Lu-luhan" pandanganku mulai hitam dan aku tak tau apa yang terjadi 


*sehun pov end 

"SEHUN DIMANAAA!" Teriak Luhan kepada teman temannya yang sedang terisak 
"Se-sehun kecelakaan pesawaaat" Naeun menanis meledak sehabis menjawab pertanyaan Luhan 
"Sehuuunn" luhan tak mampu berkata apapun selain menyebut nama sehun terus menerus 

....... 


Setahun kemudian 


"HAHA KITA LULUS SEMUAAA!!" Teriak Youngmin bahagia lalu memeluk semua sahabatnya itu 
"Harus kita rayain!" Ucap minwoo 
Semua terlihat bahagia. Hanya Luhan yang tersenyum melihat nilainya. Air mata Luhan menetes didasi yang ia kenakan. 
"Sehun, bisa lihat? Nilaiku sembilan. Aku ingin sekali merayakan kelulusan kita ditaman yang menjadikan kita sedekat ini. Sehun.. Aku masih menjaga hatimu melebihi nyawaku. Dan aku masih mencari lagu yang kau nyanyikan malam itu. Kau juga first kiss ku bila cigull tak memaksa mencium bibirku. Dan kau first love ku kepada seorang laki laki, sehun.. Oh sehun.. Kau tetap ada disisiku" 
Tiba tiba ada tangan yang menghapus airmata Luhan. Itu shinyeong. Shinyeong hanya tersenyum manis. 

"Eh kita kemakam sehun! Ngerayain kelulusan ditempat peristirahatan terakhir sahabat kita yang selalu stay cool itu!" Ucap youngmin sambil merangkul bahu minwoo 
"Ah setuju!" Jawab minwoo lalu merangkul bahu Naeun 
"Gua juga!" Semangat naeun sambil merangkul pundak Luhan 
"Apalagi gua" serobot Luhan penuh semangat lalu merangkul bahu shinyeong 
"Ayo!" Shinyeong membuka mulutnya lalu merankul bahu Luhan kembali membuat Naeun, Minwoo, Luhan dan Youngmin tertawa. Mereka berjalan dengan saling merangkul bahu sahabatnya. 


"Diem ah" 
"Sarap lu muka gua disamain sama motor lo! Mending gua kekamar nonton video" 
"Gua janji ga bakal ninggalin lo" 
"Gua janji bakal ngelindungin lo" 
"Gua mau lagi" 









Selamat jalan Oh Sehun.... Lo tetep jadi sahabat terbaik kita sampai kita berada dialam yang sama...